Jauh sebelum ASUS mengeluarkan produk ROG-nya, dan jauh
sebelum Acer datang bersama produk Predatornya, di Amerika terdapat dua orang
gamer yang tertarik pada suatu pasa game yang mereka anggap sebagai pasar ‘komputer
keren’. Saat itu, pangsa pasar murah sedang dikuasai oleh perusahaan perakit
computer, Dell Computer; dan Apple Computer, perusahaan legendaris itu sedang
ngos-ngosan mencoba bangkit kembali. Para pengguna terlihat puas dengan
spesifikasi computer yang ‘seadanya’ yang diciptakan oleh Dell Computer. Namun,
perusahaan itu juga tidak sepopuler dulu oleh sebab mendapat sebutan sebagai
perusahaan yang kaku. Dell Computer selalu mengeluarkan produk dengan desain
yang membosankan.
Nelson Gonzales dan Alex Aquila merupakan dua orang gamer
yang tertarik pada pangsa pasar dengan spesifikasi yang lebih tinggi lagi.
Mereka saat memikirkan tentang suatu mesin yang dapat memainkan
permainan-permainan terkenal kala itu. Mereka mendapat ide tersebut setelah
terkagum sejak era Prince of Persia. Mereka percaya bahwa kekuatan PC gaming
itu ada. Namun para pengguna umum pada saat itu lebih membutuhkan sebuah mesin
tingkat menengah yang hanya cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Hanya
itu, tidak lebih.
Gonzales yang lebih mengerti tentang hal teknis menggunakan
uang tersebut untuk menciptakan suatu prototype PC khusus game mereka. Selain
itu, mereka juga mengajukan pendirian perusahaan ke otoritas Miami dan mulai menggagas
pemasaran. Dari suatu serial televisi favorit mereka, X-Files, akhirnya mereka
memutuskan untuk mengambil nama Alienware
sebagai nama perusahaan baru mereka. Nama Alienware sendiri diambil dari nama Alien
yang merupakan salah satu topik bahasan dalam serial X-Files yang biasanya
membahas tentang suatu hal yang masih menjadi misteri, salah satunya UFO; dan
nama ware
yang diambil dari kata hardware yang memiliki arti sebagai perangkat.
Nama ini dapat dikatakan menjadi salah satu perangkat asing yang muncul di
masyarakat luas.
Setelah itu, prototype yang dikerjakan oleh mereka berhasil
diciptakan. Prototype dengan nama Alienware
Blade itu mereka tawarkan kepada pengguna dengan harga USD 3000. Harga yang
terlihat fantatis saat itu. Harga itulah fantastis itulah yang membuat
prototype mereka seperti tidak diperhatikan sama sekali oleh konsumen selain
karena perusahaan mereka masih terbilang benar-benar tidak popular dan ide yang
terdengar sangat aneh pada tahun 1996 itu. Siapa yang mau membakar sejumlah uang
hanya untuk bermain? Sementara saat itu berbagai konsol yang dijual di pasaran
memiliki harga yang terbilang terjangkau.
Sudah hampir 4 bulan mereka mencoba untuk memperkenalkan
prototype mereka kepada konsumen melalui berbagai iklan di koran untuk mendapatkan
simpati dan perhatian dari para gamer. Namun tetap saja, produk mereka masih
tidak terlihat diperhatikan oleh berbagai kalangan. Hingga saat itu, penjualan
produk mereka terhitung hingga NOL produk yang terjual.
Melihat itu, Nelson yang saat itu berdiskusi dengan Alex
mengatakan bahwa perusahaan rintisan mereka akan mengalami kebangrutan. Namun
di saat itulah mereka mendapat suatu telepon pertama mereka. Telepon yang
membuat hidup mereka berubah.
The Aliens Are Coming!
Di masa itu, perangkat yang telah direview dan mendapat ulasan baik dalam majalah Game Magazine akan selalu menjadi salah satu perangkat yang paling dicari oleh para gamers. Itu mengapa tidak menjadi aneh ketika itu Alex dan Nelson langsung kebanjiran pesanan untuk produk Alienware Area 51 mereka. Oleh karena Alienware terlihat sangat menguntungkan, akhirnya para pembuat komponen dapat memasarkan produk-produk ‘high-end’ mereka dengan lebih efisien, mengingat sebelumnya mereka tidak dapat memasarkan komponen itu oleh sebab konsumen hanya mau produk yang biasa-biasa saja.
Kepopuleran Alienware terus melesat saat itu. Bahkan berbagai vendor komponen besar seperti Intel dan Compaq pun menghubungi Alienware untuk dapat bekerjasama lebih serius. Produk Alienware Area 51 saat itu memiliki spesifikasi processor Intel yang didukung tiga kartu grafis (satu kartu grafis 2D dan dua kartu grafis 3D dan ditambah dengan chip 3Dfx’s Voodoo), memiliki dual soundcards (mendukung Sound Blaster 16 dan DirectX 3D audio). Spesifikasi tersebut terlihat sangat tinggi pada masa itu pun membutuhan uang yang tidak sedikit pula. Alienware saat itu menawarkan perangkat itu dengan harga sebesar USD 3799, yang jika dikonversikan ke rupiah sebesar sekitar Rp50.000.000! Rp50 juta di tahun 1998? Bahkan Apple Computer, yang merupakan perusahaan computer premium saat itu bahkan tidak dapat menjual perangkat apapun dengan harga setara. Namun, kepercayaan konsumen terhadap Alienware telah ‘membutakan’ mereka. Memang, ada uang ada kualitas.
Ditengah jalan sepi, Alienware terus berjalan seperti tidak
ada penghalang sama sekali. Namun Lenovo melalui IBM yang telah mereka akuisisi
mencoba untuk menghalangi jalan Alienware dan merebut pangsa pasar mereka.
Mereka berhasil menciptakan mesin dengan spesifikasi setara namun dengan harga
yang lebih murah. Tanggapan konsumen? Seperti mesin asing, Alienware, ini
lahir, hampir tidak dipandang. Alienware semakin bertumbuh dan dengan santai
terus berjalan pada pangsa pasarnya sendiri.
Saat era portable mulai menjadi trend, Alienware tidak Ingin
melewatkan kesempatannya dan memberikan perusahaan lain mengambil pasarnya.
Mereka kembali mengeluarkan produk high-end khusus gaming mereka, seperti seri
desktop yang sebelumnya mereka keluarkan. Produk yang mereka beri nama
Alienware Area 51-M ini memiliki tampilan yang lebih unik dibandingkan dengan
produk dari perusahaan lain. Duo pencipta alien ini, Nelson dan Alex mengatakan
bahwa perangkat ini cocok untuk para gamer yang suka bepergian. Ditambah lagi
saat itu internet juga sedang naik daun.
Perangkat Alienware Area 51-M ini memiliki spesifikasi Intel
Pentium 4 2.4 GHz, layar 15”, kartu grafis Radion 7500, RAM 512 MB, dan storage
40GB. Spesifikasi yang tinggi saat itu. Perangkat berjalan ini ternyata tidak
hanya disukai oleh para gamer, namun juga para pekerja professional, mulai dari
fotografer, videographer, programmer untuk programming, dan sebagainya. Alasannya karena
perangkat Alienware ini mampu mengangkat berbagai pekerjaan mereka hingga dapat
menggantikan sebuah workstation.
The Aliens Still Alive!
Hari ini, Alienware masih juga eksis dengan perangkat gaming mereka, meskipun mereka mendapat lawan yang lumayan kuat; mulai dari ASUS (dengan ROG-nya), Acer (dengan Predatornya), Lenovo (dengan Legion series-nya), dan pemain baru yaitu Hewlett-Packard (HP – dengan Omen-nya). Bagaimanapun, mereka juga dapat berterima kasih kepada Alienware, sang pembuka jalan dari dunia luar yang membuka pangsa pasar baru bagi sebuah personal computer yang memiliki performa tinggi dan mampu memainkan berbagai game.Itulah kisah pencipta mahluk asing dari luar bumi; Alienware yang awalnya dianggap gila bahkan oleh keluarga mereka sendiri namun akhirnya menjadi salah satu perusahaan pembuka jalan yang benar-benar popular. Oh ya, Dell beberapa tahun setelah itu membeli Alienware ini yang menjadikannya semakin kuat.
---
Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat...
Komentar