Hai kawan..
Kita yang sudah biasa menggunakan computer, tablet, bahkan smartphone pasti sering untuk mengetik sesuatu, misalnya tugas sekolah, hingga pesan singkat yang akan dikirim ke teman. Sistem keyboard atau urutan alfabet dalam keyboard yang biasa kita lihat adalah “QWERTY” walaupun ada beberapa sistem keyboard lainnya, seperti DVORAK, namun yang lebih kita sering lihat adalah sistem keyboard QWERTY. Nah, mungkin anda pernah bertanya-tanya, mengapa keyboard atau papan ketik ini memiliki susunan alfabet yang tidak beraturan, dan bukannya susunan alfabet seperti biasa, seperti ABCDEFG, dst?
Kita yang sudah biasa menggunakan computer, tablet, bahkan smartphone pasti sering untuk mengetik sesuatu, misalnya tugas sekolah, hingga pesan singkat yang akan dikirim ke teman. Sistem keyboard atau urutan alfabet dalam keyboard yang biasa kita lihat adalah “QWERTY” walaupun ada beberapa sistem keyboard lainnya, seperti DVORAK, namun yang lebih kita sering lihat adalah sistem keyboard QWERTY. Nah, mungkin anda pernah bertanya-tanya, mengapa keyboard atau papan ketik ini memiliki susunan alfabet yang tidak beraturan, dan bukannya susunan alfabet seperti biasa, seperti ABCDEFG, dst?
Nah, berikut ini saya
menemukan sebuah Sejarah Unik: Mengapa Keyboard Menggunakan Sistem QWERTY.
Langsung baca:
Semua berawal pada era 1860
saat keyboard pada mesin tik memiliki bentuk yang sangat kasar dan bekerja
secara mekanik. Awalnya, keyboard di mesin ketik punya susunan huruf sesuai
alfabet dengan menempatkan huruf-huruf tersebut pada dua baris berurutan.
Bagi sebagaian besar orang pada
zaman itu, susunan tersebut memang terlihat masuk akal. Dengan cara itu,
seorang pengetik dapat lebih mudah beradaptasi dengan mesin baru tersebut dan
cepat menemukan huruf yang akan dipilih.
Namun, rupanya susunan seperti
itu menimbulkan masalah cukup fatal pada mesin ketik. Mesin ketik, yang saat
itu menggunakan tuas dan per mekanik untuk mencetak huruf pada pita tinta di
atas kertas, sering kali macet sehingga banyak pekerjaan yang tertunda.
Penyebabnya adalah susunan
alfabetis masa itu membuat tuas-tuas yang berdekatan atau bersebelahan saling
bertabrakan ketika dipencet terlalu cepat.
Setelah mengalami berbagai
modifikasi yang tidak juga berhasil, barulah pada 1868, seorang politikus dan
penemu amatir asal Amerika Serikat, Christopher Latham Sholes, mengenalkan
susunan keyboard baru untuk mengatasi kemacetan saat mengetik, yaitu sistem
qwerty. Sistem tersebut berhasil mengurangi kemungkinan macetnya mesin
ketik.
Sayangnya, di sisi lain, sistem
itu memperlambat pengetikan para pekerja. Tentu saja, sebagian besar orang
sempat mengeluhkannya.
Dua tahun kemudian, susunan
keyboard qwerty resmi menjadi standar keyboard pada mesin ketik pertama
produksi E. Remington & Sons yang bernama Remington 1. Produk tersebut
kurang laku lantaran minat orang menggunakan mesin ketik belum tinggi. Barulah
empat tahun kemudian, produk baru bernama Remington 2 mendapat sambutan yang
sangat baik dan akhirnya mampu memopulerkan keyboard hingga zaman sekarang.
Komentar